BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sarana prasarana merupakan salah satu bagian yang strategis dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, lengkap dan tidak
lengkapnya sarana prasarana pembelajaran turut mempengaruhi maksimal dan
tidak maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Sarana yang lengkap
bisa memudahkan guru untuk mengejar target-target tertentu yang menjadi
tujuan pembelajaranya. Begitu sebaliknya, sarana yang tidak lengkap
akan menyulitkan bagi guru dalam mencapai target-target tujuan
pembelajaranya.
Ini pula yang terjadi pada pembelajaran Lempar Cakram di SD Negeri
Nguling III, Kondisi nyata di sekolah, media Cakram hanya tersedia 2
buah, 1 untuk putri dan 1 untuk putra. Sementara rata-rata siswa di SD
Negeri Nguling III berjumlah 30 – 35 orang, jadi komparasi antara jumlah
Cakram dan jumlah siswa adalah 1 : 17 putra/putri. Jelas dari gambaran
tersebut bahwa proses pembelajaran Lempar Cakram menjadi tidak efektif,
dan akibatnya bahwa target kurikulum menjadi sangat rendah.
Situasi dan kondisi ini sudah berjalan cukup lama dan sekolah sampai
detik ini belum bisa memenuhi sarana Cakram tersebut sampai batas yang
cukup memadai atau kondisi ideal, misalnya dengan perbandingan 1 : 2 ( 1
cakram untuk 2 orang ). Hal ini bisa dimengerti, karena sekolah
mempunyai kebutuhan yang sangat banyak dan hampir semuanya mempunyai
tingkat urgensitas yang tinggi untuk di penuhi oleh sekolah. Sehingga
menuntut sekolah untuk menyediakan Cakram sesuai dengan kondisi ideal,
merupakan suatu yang tidak realistis dan lebih jauhnya bisa menimbulkan
gejolak dan iklim yang tidak kondusif di sekolah.
Oleh karena itu perlu sebuah pemecahan masalah yang sederhana dan bisa
dilakukan oleh guru. Melihat permasalahan di atas, maka satu pemikiran
yang muncul adalah bahwa perlu adanya sebuah media alternatif
modifikatif untuk mengganti cakram yang memang cukup mahal. Media
alternatif modifikatif tersebut harus bersifat bisa mewakili
karakteristik cakram, murah, banyak tersedia atau mudah di dapat.
Dari beberapa kriteria media alternatif modifikatif untuk mengganti
cakram tersebut nampaknya piring plastik bisa dijadikan media alternatif
modifikatif untuk mengganti cakram. Dari segi bentuk, jelas ada
kemiripan dengan bentuk cakram, dari segi ketersediaan dan harga, maka
piring plastik sangat mudah sekali di dapat di pasar-pasar tradisional
dengan harga sangat murah.
Dari permasalahan tersebut di atas maka penulis menentukan judul
Penelitian Tindakan Kelas ini “Upaya Meningkatkan Efektivitas Belajar
Lempar Cakram dengan Media Modifikasi Piring Plastik, Penelitian
Tindakan Kelas di Kelas VI SD Negeri Nguling III ”
1.2. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
a. Rumusan Penelitian
Dari latar belakang tersebut di atas, maka Rumusan Penelitian yang
diajukan adalah : Apakah media modifikasi piring plastik bisa
meningkatkan efektivitas belajar Lempar Cakram di kelas VI SD Negeri
Nguling III ?
b. Pertanyaan Penelitian
Sejauhmana aktivitas siswa kelas VI dalam belajar lempar cakram ?
Sejauhmana aktivitas guru dalam mengajar lempar cakram ?
Sejauhmana hasil belajar lempar cakram yang dilakukan siswa dengan media modifikasi piring plastik ?
Sejauhmana respon siswa terhadap pembelajaran lempar cakram dengan media modifikasi piring plastik ?
1.3. Pemecahan Masalah
Dari permasalahan tersebut di atas, sesungguhnya ada beberapa alternatif
tindakan agar proses pembelajaran Lempar Cakram di kelas VI bisa
menjadi efektif , diantaranya :
a. Media modifikasi piring plastik
b. Dengan bentuk formasi pembelajaran yang variatif
c. Penyediaan cakram yang memadai dari sekolah
Maka dari beberapa alternatif pemecahan masalah belajar lempar cakram
tersebut, prioritas pemecahan masalah yang diharapkan mampu mengatasi
permasalahan ketidak efektifan belajar lempar cakram di kelas VI, dengan
cepat dan mudah adalah dengan menggunakan media modifikasi piring
plastik dalam proses pembelajaran Lempar Cakram di kelas VI SDN Nguling
III.
1.4. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas VI , yaitu mulai tanggal 11 s.d 29 Pebruari 2008
1.5. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui
sejauhmana media modifikasi piring plastik bisa meningkatkan efektivitas
belajar Lempar Cakram di kelas VI SD Negeri Nguling III.
b. Tujuan Khusus
Sementara tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui sejauhmana aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram
Untuk mengetahui sejauhmana aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram
Untuk mengetahui sejauhmana respon siswa terhadap pembelajaran Lempar Cakram dengan media piring plastik
Untuk mengetahui sejauhmana hasil belajar Lempar Cakram yang dilakukan siswa dengan media modifikasi piring plastik
1.6. Manfaat
a. Bagi siswa
Siswa lebih partisipatif dalam proses pembelajaran Lempar Cakram
b. Bagi guru
Selain menambah pengalaman dalam penggunaan media belajar yang di
modifikasi juga membuat pengajaran Lempar Cakram menjadi lebih efektif
c. Bagi Guru Penjas Orkes
Bisa mencoba media modifikasi piring plastik dalam pembelajaran Lempar
Cakram apabila Cakram tidak tersedia dalam jumlah yang memadai, dan bisa
menjadi inspirasi pengetahuan untuk menemukan media modifikasi yang
lainya dalam cabang penjas lainnya.
d. Bagi sekolah
Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang berakibat
terhadap peningkatan kualitas siswa dan guru, sehingga pada akhirnya
akan mampu meningkatkan kualitas sekolah secara keseluruhan.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan
aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian
tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses pembelajaran. Apakah
pembelajaran itu ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya di kemukakan sebuah
definisi dari pembelajaran “ Pembelajaran ialah suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya “ (Surya:2004). Menurut
Surya (2004) lebih lanjut bahwa ada beberapa prinsip yang menjadi
landasan pengertian tersebut di atas ialah :
Pertama, pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku.
Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu
adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Artinya seseorang
telah mengalami pembelajaran akan berubah perilakunya. Tetapi tidak
semua perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran. Perubahan perilaku
sebagai hasil pembelajaran mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : (a)
perubahan yang disadari, artinya individu yang melakukan proses
pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan, keterampilan, dan ia lebih
yakin terhadap dirinya. (b). Perubahan bersifat kontinyu
(berkesinambungan) Artinya suatu perubahan yang terjadi, meyebebkan
terjadinya perubahan perilaku yang lain. (c). Perubahan bersifat
fungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil
pembelajaran memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan. (d)
perubahan bersifat positif, artinyaterjadi adanya pertambahan perubahan
dalam diri individu (e) Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan
itu terjadi dengan sednirinya, akan tetapi memlalui aktivitas individu.
(f). Perubahan yang bersifat permanent (menentap) , artinya perubahan
yang terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam
diri individu, setidak-tidaknya untuk masa tetentu. (g). Perubahan yang
bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu terjadi karena ada sesuatu
yang akan yang akan dicapai.
Kedua, Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara
keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan perilkau
sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
Ketiga, pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ketiga ini
mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang
berkesinambungan.
Keempat, proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang
mendorong dan ada sesuatu tujuan yang akandi capai. Peinsip ini
mengandung makna bahwa aktivitas pembelajaran itu terjadi karena adanya
kebutuhan yang harus dipuaskan, dan adanya tujuan yang ingin dicapai.
Kelima, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan
tertentu.
2.2. Efektivitas Belajar
Efektivitas merupakan aspek penting dalam berbagai bentuk kegiatan,
karena efektivitas merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Rivai dengan mengutip
Exzioni (1964) menuliskan bahwa efektivitas adalah sebagai tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya.
Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan
tetapi dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya.
Disamping itu, efektivitas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat
kepuasaan yang dicapai oleh orang (Robbins, 1977 dikutip oleh Rivai).
Masih dari Rivai dengan mengutip Prokovenko (1987) dan Miskel (1992)
dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting
kerena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam
mencapai sasaran atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan-tujuan
dicapai atau tingkat pencapaian tujuan.
Dan dalam kaitannya dengan efektivitas belajar Rivai ( ), mengatakan
bahwa efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pelatihan.
Pencapain tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan
keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.
Menurut Rivai aspek-aspek yang meliputi efektivitas belajar adalah :
Peningkatan pengetahuan
Peningkatan keterampilan
Perubahan sikap
Prilaku
Kemampuan adaptasi
Peningkatan integrasi
Peningkatan partisipasi
Peningkatan interaksi cultural
2.3. Media Belajar
Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium yang
secara harfiah berarti, perantara atau pengantar, yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli yang dikutip
Sudrajat memberikan definisi tentang media pembelajaran diantaranya,
schram (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara, Briggs(1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya. Sedangkan National Education Association
(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat
keras.
Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurka pesan, dapat merangsang
pikiran, perasaan, dam kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam kaitanya
dengan efektivitas belajar Brown (1973) yang juga dikutip Sudrajat
mengengkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat mempengaruhi tehadap efektivitas pembelajaran.
Lebih lanjut Sudrajat (2007) menuliskan tentang beberapa fungsi media
diantaranya : (1). Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang
kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam
kelas oleh peserta didik tentang suatu objek, disebabkan : (a). objek
terlalu besar; (b). objek terlalu kecil; (c). objek yang bergerak
terlalu lambat; (d). objek yang bergerak terlalu cepat; (e). objek yang
terlalu komplek; (f). objek yang bunyinya terlalu halus; (g). objek
mangandung bajaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan nedia yang
tepat, maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik. (2). Media
pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta
didik dengan lingkungannya; (3). Media membangkitkan motivasi dan
merangsang anak untuk belajar; (4). Media memberikan pengalaman yang
integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan yang bastrak.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat, Waktu Penelitian dan Jumlah Siswa
3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Efektivitas
Belajar Lempar Cakram dengan Media Modifikasi Piring Plastik “ ini
dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Nguling III, Jl. Kabupaten No. 5
Nguling – Kab. Pasuruan.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari mulai 11 s.d 29 Pebruari 2008
3.1.3. Jumlah Siswa
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Nguling III dengan
jumlah siswa putri 17 orang dan putra 18 orang, jadi jumlah total 35
orang siswa.
3.2. Indikator Efektivitas Belajar
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengukur sejauhmana
efektivitas belajar Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi
piring plastik, indikator dari efektivitas belajar adalah meningkatnya
hasil belajar siswa (Rivai: ), dengan kata lain bahwa untuk melihat
efektif tidaknya sebuah proses pembelajaran bisa dilihat dari pencapaian
hasil pembelajarannya. Berikut ini Tabel 1 Indikator Hasil Belajar
Siswa.
Tabel 1
Indikator Hasil Belajar Siswa
No Aspek Ketuntasan Kriteria
1 Awalan 80 - 100%
60 – 79%
40 – 59%
20 – 39%
0 – 19% Sangat Efektif
Efektif
Cukup efektif
Kurang efektif
Tidak efektif
2 Cara Melempar 80 - 100%
60 – 79%
40 – 59%
20 – 39%
0 – 19% Sangat Efektif
Efektif
Cukup efektif
Kurang efektif
Tidak efektif
3 Sikap Akhir 80 - 100%
60 – 79%
40 – 59%
20 – 39%
0 – 19% Sangat Efektif
Efektif
Cukup efektif
Kurang efektif
Tidak efektif
Tabel 2
Indikator Keaktifan Siswa
No Aspek Keaktifan Siswa Kriteria
1 Aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram 80 - 100%
60 – 79%
40 – 59%
20 – 39%
0 – 19% Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Tidak Aktif
Tabel 3
Indikator Aktivitas Guru
No Aspek Keaktifan Guru Kriteria
1 Aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram 80 - 100%
60 – 79%
40 – 59%
20 – 39%
0 – 19% Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Tidak Aktif
Tabel 4
Indikator Respon (Tingkat Kepuasan Belajar) Siswa
No Aspek Tingkat Kepuasaan Belajar Siswa Kriteria
1 Respon siswa terhadap proses Belajar Lempar Cakram 80 - 100%
60 – 79%
40 – 59%
20 – 39%
0 – 19% Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Kurang Puas
Tidak Puas
3.3. Gambaran Umum Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Prosedur atau
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan
dalam kegiatan yang berbentuk siklus penelitian. Setiap siklus
penelitian terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu, perencanaan,
tindakan pelaksanaan, observasi, dan refleksi
a. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data penelitian, dilakukan dengan cara menentukan
sumber data terlebih dahulu, kemudian jenis data, teknik pengumpulan
data, dan instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara
lengkap dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 5
Teknik Pengumpulan Data
No Sumber Data Jenis Data Teknik
Pengumpulan Data Instrumen
1 Siswa Aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram Observasi Pedoman Observasi
2 Guru Aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram
Observasi Pedoman Observasi
3 Siswa Hasil Belajar siswa Tes Siswa melakukan awalan, cara melempar, sikap akhir
4 Siswa Respon siswa (tingkat Kepuasan Belajar) terhadap proses Belajar Lempar Cakram Penyebaran angket Angket kepuasan belajar siswa
b. Rencana Penelitian
Rencana yang disusun untuk penelitian ini , diawali dengan kegiatan
studi awal, refleksi awal, pelaksanaan siklus penelitian, dan penarikan
kesimpulan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Setelah melakukan dan menyelesaikan 2 siklus penelitian , peneliti
bersama rekan guru yang bertindak sebagai kolaborator yang melakukan
pengamatan, melakukan diskusi dan refleksi, maka di dapat hasil seperti
terlihat pada Tabel 6
Tabel 6
Hasil Tiap Aspek pada Tindakan 1
No Aspek Penelitian Siklus Penelitian
Tindakan
1 Aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram 70 % Perlu ditingkatkan dengan berbagai formasi dan permainan
2 Aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram 95 % Perlu ditingkatkan dengan melihat kembali RPP
3 Hasil Belajar siswa Awalan Pa
Cara Melempar Pi
Cara Melempar Pa
Sikap Akhir Pa
Sikap Akhir Pi
95%
70%
80%
80%
60%
Perlu
ditingkatkan kembali terutama putri yang harus mendapat perhatian lebih,
terutama pada aspek cara melempar dan sikap akhir : porsi mengulang di
tambah untuk putri
Hasil Tiap Aspek pada Tindakan :
1 Aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram 80 % Cukup
2 Aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram 100% Cukup
3 Hasil Belajar siswa Awalan Pa 100% Ada peningkatan, bagi yang belum
bisa menuntaskan belajar, di Remedial
4 Respon siswa terhadap proses Belajar Lempar Cakram 85% Cukup
Tabel 8
Hasil Tiap Aspek Selama 2 Siklus
No Aspek Hasil tiap aspek selama 2 siklus Siklus Peningkatan
1. Aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram 70 % 80 %
10%
2. Aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram 95% 100 % 5%
3. Hasil Belajar siswa Awalan Pa
Hasil Belajar siswa Awalan Pi 95% 100%
70% 80% 5%
10%
4. Respon siswa terhadap proses
belajar Lempar Cakram 85% 85%
Pembahasan
Aktivitas Siswa dalam Belajar Lempar Cakram
Berdasarkan hasil observasi, aktivitas siswa pada siklus penelitian
dengan 2 siklus penelitian pada proses pembelajaran Lempar Cakram
menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus pertama sampai
siklus kedua seperti terlihat pada Tabel 8
Tabel 9
Aktivitas Siswa
Nomor Siklus Penelitian Tindakan Aktifitas
1 Pertama 70%
2 Kedua 80%
Rata-rata 75%
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada dua siklus penelitian
pada pembelajaran Lempar Cakram dengan piring plastik menunjukan adanya
peningkatan aktivitas siswa dari siklus pertama sampai siklus kedua
seperti terlihat pada Tabel 9.
Dari Tabel 9 di atas, terlihat bahwa siklus pertama aktivitas siswa
mencapai 70%, kemudian pada siklus kedua mencapai 85% ini berarti ada
peningkatan 15% setelah ada treathment atau perbaikan pada siklus kedua,
sehingga rata-rata keaktifan siswa selama dua siklus adalah 75%.
Mengacu pada Indikator Keaktifan Siswa pada Tabel 2, kisaran angka 75%
memiliki kriteria Aktif. Dengan kata lain, siswa selama mengikuti
pembelajaran Lempar Cakram dengan media modifikasi piring plastik
bergerak aktif baik saat mendapat tugas dari guru atau pun inisiatif
sendiri.
Aktivitas Guru Dalam Mengajar Lempar Cakram
Tabel 10
Aktivitas Guru
Nomor Siklus Penelitian Tindakan Aktifitas
1 Pertama 95%
2 Kedua 100%
Rata-rata 97,5%
Berdasarkan hasil pengamatan oleh rekan guru aktivitas guru dalam
mengajar Lempar Cakram dengan media modifikasi piring plastik mengalami
kenaikan aktivitas.
Pada Tabel 10 nampak bahwa aktivitas mengajar guru pada siklus pertama
mencapai tingkat pencapaian 95%, sedangkan pada siklus kedua setelah
melakukan treatment pada proses pembelajaran, aktivitas guru mencapai
100%. Ini berarti ada kenaikan aktivitas guru sebesar 5%, sehingga
rata-rata aktivitas guru pada dua siklus mencapai 97,5%.
Mengacu pada Indikator Aktivitas Guru pada Tabel 3, besaran angka 97,5%
termasuk kriteria Sangat Aktif. Ini artinya guru dalam mengajar
betul-betul sesuai dengan skenario pembelajaran atau RPP.
Hasil Belajar
Tabel 11
Hasil Belajar Siswa
No Siklus Penelitian Aspek Jenis
Kelamin Ketuntasan Belajar
1 Pertama Awalan Pa
Pi 95%
70%
Cara Melempar Pa
Pi 80%
60%
Sikap Akhir Pa
Pi 80%
65%
2 Kedua Awalan Pa
Pi 100%
80%
Cara Melempar Pa
Pi 90%
80%
Sikap Akhir Pa
Pi 90%
80%
Berdasarkan hasil tes praktik yang dilakukan kepada siswa, dari mulai
awalan, cara melempar, dan sikap akhir Lempar Cakram, pada akhir siklus
ternyata mendapat kenaikan.
Dari Tabel 11 terlihat bahwa untuk siklus pertama hasil tes praktik
Awalan mencapai, putri 70%, dan putra 95%. Ini artinya, ada sebanyak 12
orang siswa putri yang mampu menuntaskan pembelajaran dari 17 orang, dan
ada 17 orang siswa putra yang mampu menuntaskan pembelajaran dari 18
orang.
Masih pada siklus pertama, hasil tek praktik cara melempar mencapai,
putri 60% dan putra 80%. Ini artinya, ada sebanyak 10 orang putri yang
mampu menuntaskan pembelajaran, dan 14 orang putra yang mampu
menuntaskan pembelajaran.
Dari siklus pertama, hasil tes praktik sikap akhir mencapai 65% putri,
dan 80% putra. Ini artinya ada 11 orang putri yang mampu menuntaskan
pembelajaran, dan ada 14 orang putra yang mampu menuntaskan
pembelajaran.
Pada siklus kedua dari Tabel 10 terlihat ada peningkatan pada tes
praktik tiap aspek. Pada tes praktik awalan mencapai 100% putra, dan 80%
putri. Ini berarti bahwa ada 18 orang siswa yang mampu menuntaskan
pembelajarannya, artinya untuk putra semua siswa mampu menuntaskan
pembelajarannya, dan untuk putri ada 14 orang yang mampu menuntaskan
pembelajarannya.
Pada tes praktik cara melempar terlihat mencapai 90% putra dan 80%
putri. Ini berarti ada sebanyak 16 orang putra yang mampu menuntaskan
pembelajaran, dan 14 orang siswa putrid yang mampu menuntaskan
pembelajaran.
Sementara pada tes praktik sikap akhir persentase mencapai 90% putra dan
80% untuk putrid. Ini artinya bahwa ada 16 orang putra yang mampu
menuntaskan pembelajaran , dan ada 14 orang putri yang mampu menuntaskan
pembelajaran.
Aspek Awalan pada siklus pertama mencapai 95% putra, dan 70% untuk
putri, sedangkan pada siklus kedua putra mencapai 100% dan putri 80%.
Ada kenaikan 5% untuk putra dan ada lonjakan kenaikan 20% untuk putri,
dan rata-rata ketuntasan belajar untuk aspek Awalan mencapai 97,5% putra
dan putri mencapai 75%. Mengacu pada Indikator Hasil Belajar Siswa pada
Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Awalan pada
Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik,
berkategori Sangat Efektif untuk putra dan efektif untuk putri.
Aspek Cara Melempar pada siklus pertama mencapai 80% putra, dan 60%
untuk putri, sedangkan pada siklus kedua putra mencapai 90% dan putri
80%. Ada kenaikan 10% untuk putra dan ada lonjakan kenaikan 20% untuk
putri, dan rata-rata ketuntasan belajar untuk aspek Awalan mencapai 85%
putra dan putri mencapai 70%. Mengacu pada Indikator Hasil Belajar Siswa
pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Cara
Melempar pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring
plastik, berkategori Sangat Efektif untuk putra dan efektif untuk putri.
Aspek Sikap Akhir pada siklus pertama mencapai 80% putra, dan 65% untuk
putri, sedangkan pada siklus kedua putra mencapai 90% dan putri 80%. Ada
kenaikan 10% untuk putra dan ada lonjakan kenaikan 15% untuk putri, dan
rata-rata ketuntasan belajar untuk aspek Awalan mencapai 85% putra dan
putri mencapai 72,5%. Mengacu pada Indikator Hasil Belajar Siswa pada
Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Sikap Akhir
pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik,
berkategori Sangat Efektif untuk putra dan efektif untuk putri.
Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran
Berdasarkan angket respon, yang disebarkan kepada siswa setelah selesai
pelaksanaan pembelajaran siklus kedua, dapat dinyatakan bahwa pada
umumnya siswa kelas VI bersikap positif terhadap proses pembelajaran
Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik ,
seperti terlihat pada Tabel 11
Tabel 12
Respon (Tingkat Kepuasan Belajar ) Siswa
No Pertanyaan Jawaban
1. Selama mengikuti pembelajaran Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik, bagaimana perasaanmu ? a. Senang = 85%
b. Biasa-biasa saja = 10%
c. Tidak senang = 5%
2. Apakah penggunaan piring plastik sebagai pengganti Cakram, tanggapanmu ? a. Menyusahkan belajar = 5%
b. Biasa-biasa saja = 10%
c. Memudahkan belajar = 85%
3. Sampaikan pendapat atau harapanmu tentang media piring plastik sebagai pengganti Cakram,… a. Bisa diteruskan, dengan alasan,… = 90 %
1). Memudahkan belajar = 80%
2). Selama belum ada cakram yang sesungguhnya = 10%
b. Jangan diteruskan, dengan alasan…… = 10%
1). Menyusahkan belajar = 2%
2). Segera harus diganti = 8%
4. Bagaimana pendapatmu tentang perintah atau tugas-tugas selama proses pembelajaran berlangsung ? a. Mudah = 80%
b. Biasa-biasa saja = 10%
c. Susah = 10%
Dari Tabel 12 dapat dinyatakan bahwa siswa yang merasa senang dengan
pembelajaran Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring
plastik 85%, sedangkan yang menyatakan biasa-biasa saja 10%, dan merasa
tidak senang 5%. Kondisi ini berarti, bahwa sebagian besar siswa
menikmati proses pembelajaran Lempar Cakram dengan media modifikasi
piring plastik. Dalam kaitannya dengan fungsi piring plastik sebagai
pengganti Cakram sesungguhnya ditanggapi positif oleh siswa, dengan
pernyataan bahwa sebanyak 85% menyatakan piring plastik memudahkan dalam
proses pembelajaran Lempar Cakram, sebanyak 10% menyatakan biasa-biasa
saja, dan hanya sebesar 5% yang merasa disusahkan.
Ketika dimintai tanggapan tentang kelanjutan pembelajaran Lempar Cakram
dengan menggunakan media modifikasi piring plastik, sebagian besar siswa
menyatakan bisa dilanjutkan 90%, dengan alasan memudahkan belajar 80%,
dan selama cakram belum ada 10%, sementara siswa yang menyatakan jangan
diteruskan sebanyak 10%, dengan alasan menyusahkan pembelajaran sebesar
2%, dan sisanya 8% menyatakan harus segera diganti.
Lalu terkait dengan perintah atau tugas-tugas selama proses pembelajaran
berlangsung, tanggapanya juga sebagian besar positif, yaitu 80%
menyatakan mudah, 10% menyatakan biasa-biasa saja, dan yang menyatakan
susah hanya sebesar 10%.
Mengacu pada Indikator Respon (Tingkat Kepuasan Belajar) Siswa, maka
rata-rata tingkat respon siswa 85%, mempunyai kriteria Sangat Puas.
Kriteria ini menggambarkan bahwa siswa betul-betul merasa enjoy dan
sangat menikmati pembelajaranya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil temuan, analisis data dan refleksi pada setiap siklus
serta pembahasan yang telah disajikan dalam bab-bab terdahulu, dapat
dikemukakan kesimpulan dan saran, sebagai berikut :
5.1. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Efektivitas
Belajar Lempar Cakram dengan Menggunakan Media Modifikasi Piring Plastik
, PTK di Kelas VI SD Negeri Nguling III – Kab. Pasuruan “ menghasilkan
kesimpulan sebagai berikut :
Pertama, aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran Lempar
Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik di kategorikan
aktif. Dan setelah dilakukan siklus kedua, aktivitas siswa mengalami
peningkatan keaktifan rata-rata sebesar 75% . Kalau mengacu pada
Indikator Keaktifan Siswa maka besaran keaktifan sebesar 75% termasuk
kriteria Aktif.
Kedua, bahwa aktivitas mengajar guru pada siklus pertama mencapai
tingkat pencapaian 95%, sedangkan pada siklus kedua setelah melakukan
treatment pada proses pembelajaran, aktivitas guru mencapai 100%. Ini
berarti ada kenaikan aktivitas guru sebesar 5%, sehingga rata-rata
aktivitas guru pada dua siklus mencapai 97,5%.
Mengacu pada Indikator Aktivitas Guru , besaran angka 97,5% termasuk kriteria Sangat Aktif.
Ketiga rata-rata Ketuntasan Belajar untuk aspek Awalan mencapai 97,5%
putra dan putri mencapai 75%. Mengacu pada Indikator Hasil Belajar Siswa
pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Awalan
pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik,
berkategori Sangat Efektif untuk putra dan efektif untuk putri.
Rata-rata ketuntasan belajar untuk aspek Cara Melempar mencapai 85%
putra dan putri mencapai 70%. Mengacu pada Indikator Hasil Belajar Siswa
pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Cara
Melempar pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring
plastik, berkategori Sangat Efektif untuk putra dan Efektif untuk putri.
Rata-rata Ketuntasan Belajar untuk aspek Sikap Akhir mencapai 85% putra
dan putri mencapai 72,5%. Mengacu pada Indikator Hasil Belajar Siswa
pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Sikap
Akhir pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring
plastik, berkategori Sangat Efektif untuk putra dan Efektif untuk putri.
Keempat, respon siswa mengacu pada Indikator Respon Siswa, maka
rata-rata tingkat respon siswa 85%, mempunyai kriteria Sangat Puas.
5.2. Saran
Umum
1). Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian sederhana yang sangat
gampang dilakukan, karena berangkat dari pekerjaan kita sehari-hari,
yaitu mengajar !
2). Agar mampu melakukan PTK, laksanakan dengan rumus 3M : Memulai ! Memulai ! dan Memulai !
3). Milikilah segera kepribadian guru professional sebagai berikut :
Gemar menambah wawasan dengan : membaca buku, ikut seminar, diskusi,
work shop atau temu ilmiah lainnya, surfing di internet untuk menemukan
jurnal-jurnal penelitian,
Fokus pada pekerjaan !
Menikmati
dan mencintai pekerjaan dengan cara : menganggap sekolah adalah rumah
kita ! siswa adalah anak-anak kita ! rekan kerja sebagai saudara-saudara
kita ! kelas adalah ruangan belajar kita ! Materi pelajaran anggap saja
makanan yang renyah, seperti pop corn !
4). Motokan bahwa Bekerja adalah ibadah !
Khusus
Perencanaan dan persiapan penelitian harus dilakukan sedetail mungkin
Kolaborator sebagai pendamping pengamat sebaiknya yang sesuai dengan mata pelajaran yang di-PTK-kan agar memahami permasalahan.
Dalam hal Penulisan : pada awal menulis menirulah dulu ! Setelah itu anda akan menemukan sendiri jalannya !
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat, Ahkmad (2007). Media Pembelajaran.
Artikel.http://ahkmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/media-pembelajaran/
Surya, Mohamad (2004). Psikologi Pembelajaran & Pengajaran. Bandung.
Pustaka Bani Quraisy.
Rivai, H Veithzal ( ) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Belajar Mahasiswa.
Ass, mbak, bisa nggak pengelolaan data dalam bentuk tabel diperlihatkan, makasih
BalasHapus