Selasa, 24 Januari 2012

PROPOSAL PENELITIAN KUALITITATIF

“BUDAYA KOMUNIKASI KAMPUNG IDIOT”
(STUDI KUALITATIF DI DESA KARANGPATIH, PONOROGO)
  1. Latar Belakang Masalah
Sungguh mengejutkan ketika pertama kali mengetahui pemberitaan dari Redaksi Kontroversi di stasiun TV Trans7, tentang adanya sebuah desa di daerah Ponorogo yang mendapat julukan “Kampung Idiot”. Disebut kampung idiot karena hampir separuh dari warganya mengalami keterbelakangan mental (idiot). Secara deskriptif, desa ini terletak di wilayah pelosok yang kering dan tandus. Tampak keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami keterbelakangan mental, hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka tinggal di sepetak gubuk yang sama sekali tak layak huni. Beruntung telah mulai banyak pihak yang menyumbang untuk meringankan beban mereka.
Tetapi bukan kondisi ekonomi mereka yang menjadi perhatian peneliti, melainkan aspek komunikasi yang ada pada kehidupan social mereka. Orang idiot juga melakukan komunikasi. Hal ini terkait dengan keniscayaan adanya kehidupan social maka ada pulalah komunikasi di dalamnya. Komunikasi sebagai proses social adalah bagian integral dari masyarakat.
Ilmu komunikasi adalah bagian dari ilmu social. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa system komunikasi menjadi subsistem dari system social.[1] Dalam masing-masing system social memiliki budayanya masing-masing. Budaya yang ada pada system social terbentuk dari interaksi social masyarakatnya. Interaksi yang terjadi juga merupakan bentuk dan pola komunikasi. Ini berarti pola komunikasi dalam suatu masyarakat akan sangat ditentukan oleh keragaman individu dalam masyarakat tersebut. Pola komunikasi yang dilakukan oleh orang idiot berbeda dengan pola komunikasi orang normal pada umumnya. Hal ini tentu akan membentuk budaya komunikasi tersendiri yang mungkin tidak akan dijumpai di tempat lain.
Hal inilah yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian kualitatif di kampung idiot dengan  judul “BUDAYA KOMUNIKASI KAMPUNG IDIOT (STUDI KUALITATIF DI DESA KARANGPATIH, PONOROGO).
  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengambil rumuan masalah sebagai berikut :
    1. bagaimana pola komunikasi orang idiot di Kampung Idiot?
    2. apa saja faktor yang mempengaruhi proses komunikasi orang idiot di Kampung Idiot?
    3. bagaimana budaya komunikasi yang ada di Kampung Idiot?
  1. Tujuan Penelitian
    1. Untuk memahami dan mendeskripsikan pola komunikasi orang idiot di kampung idiot.
    2. Untuk memahami dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi orang idiot di kampung idiot.
    3. Untuk memahami dan mendeskripsikan system komunikasi yang ada di kampung idiot.
  1. Manfaat Penelitian
    1. Kegunaan Teoritis / Akademis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang studi komunikasi dan sebagai bahan pertimbangan bagi prodi komunikasi khususnya untuk bahan bacaan atau referensi bagi semua pihak. Semoga kegiatan penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan baru bagi semua pihak khususnya bagi mahasiswa yang  berkecimpung di dunia social seperti LSM maupun pemberdayaan manusia lainnya sehingga dapat menjadi pembelajaran dalam mengembangkan dan memberdayakan suatu desa.
    1. Kegunaan Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu mewujudkan sesuatu yang berguna dalam bidang komunikasi khususnya dalam komunikasi sosial dalam lingkup satu system social yang ada yang memiliki perbedaan dengan system social lainnya. Sehingga dapat membentuk satu pola komunikasi  yang baik, serta memberikan suatu pemecahan masalah, dan pada akhirnya nanti akan memberikan suatu solusi yang tepat pada sasarannya.
  1. Definisi Konsep
  1. Budaya Komunikasi
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.[2] Budaya meliputi semua yang dikreasi dan dimiliki manusia tatkala mereka saling berinteraksi. Budaya membentuk cara bagaimana orang melihat dunia. Ia berpengaruh atas bagaimana kita berpikir, bertindak, yang dijunjung tinggi, berbicara, organisasi-organisasi yang dibentuk, ritual yang diselenggarakan, hukum yang dibuat, apa dan bagaimana yang kita sembah, apa yang kita makan, apa yang kita pakai, dan apa yang kita sebut sebagai buruk atau baik.
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.[3] Untuk tegasnya, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan.
Budaya komunikasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah pola komunikasi yang ada pada kampung idiot. Dengan lingkungan sosial yang hampir separuh warganya terdiri dari orang idiot tentunya memberikan corak tersendiri bagi budaya komunikasinya.
b.   Kampung Idiot
Kampung idiot adalah suatu desa yang hampir sebagian besar warganya merupakan orang yang mengalami keterbelakangan mental (idiot). Letak kampung idiot ini di Desa Karangpatih, Ponorogo.[4] Sebuah pelosok desa yang cukup kering dan tandus. Dari total 1.756 KK (Kepala Keluarga) yang tercatat di administrasi desa, 1.203 KK diantaranya hidup di bawah garis kemiskinan. Jumlah sebanyak itu sudah termasuk 49 KK yang sebagian atau seluruh anggota keluarganya mengalami keterbelakangan mental. Selain kondisi ekonomi rendah dan kekurangan asupan gizi, kasus keterbelakangan mental yang terjadi juga disebabkan oleh perkawinan sedarah.
  1. Kerangka Teoritik
Komunikasi dan budaya secara timbal balik saling berpengaruh satu sama lain. Budaya dimana secara individu-individu disosialisasikan, akan berpengaruh terhadap cara mereka dalam berkomunikasi. Dan cara bagaimana individu-individu itu berkomunikasi, dapat mengubah budaya yang mereka miliki dari waktu ke waktu. Hanya saja, kebanyakan analisis tentang komunikasi antarpribadi mengabaikan hubungan ini dan aspek budaya menjadi kosong dalam studi komunikasi. Sebaliknya, studi-studi tentang komunikasi lintas budaya, menguji pengaruh budaya terhadap komunikasi. Kebanyakan analisis tentang komunikasi lintas budaya membandingkan dan mempertentangkan pola-pola komunikasi dari berbagai macam budaya.
Teori-teori ideal dari budaya memandang budaya sebagai sistem kognitif atau sistem simbolik. Goodenough (1961)[5] berpendapat, budaya “terdiri dari standar-standar untuk memutuskan apakah sesuatu itu, untuk memutuskan apa yang dapat, untuk memutuskan apa yang dirasakan seseorang mengenai hal tersebut, untuk memutuskan apa yang harus dilakukan mengenai hal itu dan untuk memutuskan bagaimana caranya melakukan sesuatu itu“ (hlm. 522). Geerzt (1966) sebagai salah satu dari pendukung utama aliran “budaya sebagai sistem simbolik” berpendapat, masalah tentang analisa budaya sebanyak masalah dalam menentukan kebebasan sebagai keterikatan, teluk juga jembatan. Citra yang cocok, kalau seseorang harus punya tentang budaya organisasi, bukan jaring laba-laba atau gundukan pasir. Penggunaan gurita oleh Geertz sebagai metafora untuk memahami kebudayaan, bahwa kebudayaan ditata sekaligus tak tertata pada waktu yang bersamaan.
  1. Metode Penelitian
    1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi adalah pandangan bahwa apa yang tampak dipermukaan, termasuk pola perilaku manusia sehari-hari hanyalah suatu gejala atau fenomena dari apa yang tersembunyi di “kepala” sang pelaku.[6]
Jenis penelitiannya adalah penelitian deskripsi kualitatif. Penelitian deskripsi kualitatif adalah penelitian yang menggambarkan dan mendeskripsikan subyek penelitian sesuai dengan focus penelitian.
    1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah warga Kampung Idiot. Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di Desa Karangpatih, Ponorogo.
    1. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang peneliti lakukan terdiri dari empat tahapan, yaitu 1.) tahap pralapangan atau yang disebut invention. Pada tahap ini, dilakukan pembuatan desain atau rancangan penelitian, memilih dan meninjau lokasi penelitian, memilih informan, mengurus perizinan serta menyiapkan perlengkapan penelitian.  2.) tahap temuan atau yang disebut discovery. Pada tahap ini peneliti telah berada di lokasi penelitian untuk melakukan pengumpulan data dengan teknik pengumpulan data yang telah ditetapkan. 3.) tahap penafsiran atau yang disebut interpretation. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data dan evaluasi untuk mengecek keabsahan data. 4.) tahap terakhir yaitu tahap eksplanasi. Pada tahap ini peneliti mendapatkan gagasan atau hasil akhir dari penelitiannya untuk kemudian dicantumkan dalam penulisan laporan penelitian.
    1. Jenis dan Sumber Data
Data primer adalah segala informasi yang didapat dari informan kunci sesuai dengan fokus penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Kepala Desa. Sedangkan data sekunder adalah informasi yang didapat dari informan sebagai pendukung atau penguat data yang didapat dari informan kunci.
Sumber data dari informan, ditentukan dengan teknik snowball sampling.  Teknik ini dilakukan dengan 3 tahapan; 1) pemilihan sampel awal, baik informan yang akan diwawancara atau situasi social yang terkait focus penelitian. Pemilihan informan kunci dilakukan dengan teknik purposive sampling; 2) pemilihan sampel lanjutan guna memperluas deskripsi informasi dan melacak variasi informai yang mungkin ada; 3) menghentikan pemilihan sampel lanjutan bila dianggap sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi.[7]
Kriteria informan awal :
  • Penduduk asli kampung idiot yang telah lama tinggal di daerah tersebut selama ± 5 tahun.
  • Laki-laki atau perempuan yang usianya ≥ 37 tahun.
  • Terlibat secara aktif pada lingkungan social kampung idiot.
  • Tidak mengalami keterbelakangan mental.
    1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah indepth interview. Wawancara mendalam yang tak berstruktur yang bisa secara leluasa melacak ke berbagai segi dan arah guna mendapatkan informasi yang selengkap dan sedalam mungkin.[8] Selain itu juga dilakukan partisipatory observation, yaitu teknik dengan cara terlibat langsung dalam aktivitas keseharian subyek yang diteliti.[9] Serta dokumentasi, yaitu cara mencari dan mendokumentasikan segala informasi yang dapat mendukung focus penelitian.[10]
    1. Teknik Analisis Data
Langkah awal dalam analisis data, yaitu hasil pengumpulan data yang didapat harus direduksi. Reduksi data adalah pengelolaan data mulai dari editing, koding hingga tabulasi data.[11] Setelah direduksi, kemudian hasil tadi dipilah-pilah dan disusun dalam bentuk display data. Display data berbentuk teks naratif. Display data ini sangat diperlukan untuk memudahkan upaya penyimpulan dan verifikasi. Dari display data ini, peneliti mulai mencari arti, menyimpulkan dan men-verifikasikan data yang ada.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis domain. Teknik analisis domain digunakan untuk menganalisis gambaran obyek penelitian secara umum atau ditingkat permukaan, namun relative utuh tentang obyek penelitian tersebut. [12] Pola hubungan semantic ditunjukkan pada tabel :
Daftar Domain
Hubungan Semantik
Bentuk Hubungan
Pertanyaan struktural
Jenis orang idiot
Jenis
X adalah jenis dari Y
Keseluruhan jenis orang idiot di Kampung Idiot
Faktor-faktor
Sebab – Akibat
X adalah penyebab dari Y
Apa saja faktor yang mempengaruhi pola komunikasi orang idiot
Pola komunikasi
Urutan
X merupakan urutan dalam Y
Bagaimana pola komunikasi orang idiot
Budaya  komunikasi
Cara ke tujuan
X adalah cara untuk melakukan Y
Bagaimana budaya komunikasi di Kampung Idiot
    1. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk pemeriksaan keabsahan data, digunakan teknik triangulasi. Teknik ini dilakukan dengan 2 cara; 1) triangulasi dengan melakukan konfirmasi dengan teori yang digunakan, baik yang mendukung maupun yang bertentangan; 2) triangulasi dengan melakukan pengecekan informasi pada informan yang telah memberikan informasi agar data yang didapat benar-benar valid.[13]
  1. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, yaitu Januari – Juni 2009, dengan agenda sebagai berikut :
Waktu Penelitian
Kegiatan
Kegiatan
Bulan Januari – Februari
Tahap pralapangan
- membuat desain penelitian
- meninjau lapangan
- mengurus perizinan
- menyiapkan peralatanBulan Maret – Mei- Tahap pengumpulan data
- Tahap analisis data- melakukan interview indepth
- melakukan observasi partisipasi
- melakukan dokumentasi
- mereduksi data
- mendisplay data
- kesimpulan dan verifikasiBulan JuniTahap eksplanasi- teknik keabsahan data
- penulisan laporan penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2003
Nurdin, Ali. Bahan Kuliah : Metode Penelitian Kualitatif Komunikasi
Nurudin. Sistem Komunikasi Indonesia.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001
Uchjana, Onong E. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. 2003
Internet :
http;//id.wikipedia.org/wiki/budaya
http://hsutadi.blogspot.com/2009/04/komunikasi-dan-budaya-bagian-1.html

[1] Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004) hal 7
[2] http;//id.wikipedia.org/wiki/budaya
[3] Onong Uchjana E., Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003) hal 28
[5] http://hsutadi.blogspot.com/2009/04/komunikasi-dan-budaya-bagian-1.html
[6] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001) hal 9
[7] Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) hal 54
[8] Ibid., hal 67
[9] Ali Nurdin, Bahan Kuliah : Metode Penelitian Kualitatif Komunikasi
[10] Ibid.,
[11] Burhan Bungin,______, hal  70
[12] Ibid., hal 85
[13] Ibid.,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar